Harta Dunia : Amanah yang Harus Dipertanggung jawabkan
Dalam hidup, kita sering terlena dengan gemerlap dunia. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap harta yang kita miliki bukan milik kita sepenuhnya. Allah SWT menitipkan rezeki untuk kita gunakan dengan bijak, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
“Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Al-Baqarah: 195)

Ayat ini menegaskan kewajiban kita untuk menggunakan harta di jalan kebaikan, baik melalui sedekah, zakat, ataupun membantu sesama. Jika harta tersebut digunakan hanya untuk kepentingan duniawi tanpa memikirkan akhirat, maka kita sebenarnya sedang menjerumuskan diri ke dalam kebinasaan.
Abu Ja’far rahimahullah pernah berkata:
“Barangsiapa yang tidak menangisi dunia, niscaya akhirat tidak akan menertawakannya”
~ Shifah As-Shafwah, 1/389
Kalimat penuh hikmah ini mengingatkan kita bahwa dunia hanyalah sementara. Segala harta, kedudukan, dan kenikmatan duniawi yang kita miliki sebenarnya tidak lebih dari titipan Allah SWT. Semua itu akan kita tinggalkan saat tiba waktunya kembali kepada-Nya.
Hikmah Tidak Menangisi Dunia
Ketika kita melepaskan keterikatan terhadap dunia, maka hati menjadi lebih tenang. Orang yang tidak menangisi dunia berarti telah memahami hakikatnya: dunia adalah tempat singgah, bukan tujuan akhir. Hati yang lapang menerima ketetapan Allah, baik berupa rezeki yang melimpah maupun ujian berupa kesulitan, akan jauh lebih siap menghadapi akhirat.
Sebaliknya, jika kita terlalu sibuk mengeluh, iri, atau menangisi apa yang hilang dari dunia, kita mungkin lupa bahwa kebahagiaan sejati bukan di sini, melainkan di akhirat. Allah SWT telah menjanjikan balasan besar bagi mereka yang berbuat baik dan tidak terjebak dalam tipu daya dunia.
Kunjungi Informasi & Vidio Ter Update