Jl. Dr. Ir. Sutami, Payakumbuh, Sumbar 26233

Keteguhan Seorang Wanita yang Didengar Langsung oleh Allah

betapa besar perhatian Allah terhadap keluhan hamba-Nya bahkan ketika suara itu datang dari seorang wanita sederhana.

Alhuffazh.or.id – Ada satu kisah menakjubkan dalam Al-Qur’an yang menunjukkan betapa besar perhatian Allah terhadap keluhan hamba-Nya bahkan ketika suara itu datang dari seorang wanita sederhana. Kisah itu termuat dalam Surah Al-Mujadilah (Wanita yang Mengajukan Gugatan), surat ke-58 dalam Al-Qur’an.

🌿 Suara Khaulah yang Tembus ke Langit

Alkisah, seorang wanita bernama Khaulah binti Tsa‘labah datang kepada Rasulullah ﷺ dengan hati yang remuk. Suaminya, Aus bin Ash-Shamit, telah mengucapkan kalimat zhihar kepadanya yaitu, “Engkau bagiku seperti punggung ibuku.”

Pada masa itu, ucapan seperti ini berarti perceraian seketika, tanpa hak bagi istri untuk kembali. Khaulah merasa sangat terzalimi. Ia tidak rela rumah tangganya hancur hanya karena amarah sesaat.

Dengan penuh keyakinan, ia datang kepada Rasulullah ﷺ, mengadu, memohon keadilan, dan menumpahkan air mata di hadapan beliau. Rasulullah ﷺ mendengarkan dengan penuh empati, namun saat itu belum turun wahyu yang mengatur tentang masalah zhihar.

Khaulah terus memohon dan berdoa hingga Allah sendiri menurunkan firman-Nya:

“Sungguh, Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada engkau (Muhammad) tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah…”
(QS. Al-Mujadilah: 1)

Bayangkan, suara seorang wanita di bumi, yang mungkin dianggap kecil oleh manusia, justru didengar langsung oleh Allah di langit. Betapa mulianya kedudukan orang yang memperjuangkan kebenaran dengan sabar dan iman.

⚖️ Turunnya Hukum Zhihar

Melalui wahyu ini, Allah menegaskan bahwa zhihar adalah ucapan yang salah dan berdosa, dan tidak boleh dijadikan alasan untuk menceraikan istri.
Namun, bagi mereka yang telah terlanjur mengucapkannya, Allah memberikan jalan taubat:

  1. Membebaskan seorang budak, atau
  2. Jika tidak mampu, berpuasa dua bulan berturut-turut, atau
  3. Memberi makan enam puluh orang miskin.

Inilah keadilan dan kasih sayang Allah, yang melindungi hak perempuan dan memperbaiki tradisi jahiliah.

📖 Pelajaran Besar dari Surah Al-Mujadilah

Selain kisah Khaulah, surah ini juga memuat banyak nilai luhur:

  • Adab dalam majelis ilmu: agar kaum muslimin tidak saling berdesakan dan memberi tempat bagi saudaranya.
  • Larangan berbisik untuk keburukan, karena Allah mengetahui segala pembicaraan rahasia.
  • Ketinggian derajat orang beriman dan berilmu: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat…” (QS. Al-Mujadilah: 11)

🌺 Pesan untuk Kita Hari Ini

Dari kisah ini, kita belajar bahwa tidak ada keluhan yang luput dari pendengaran Allah.
Setiap doa, setiap air mata, setiap ketidakadilan yang kita rasakan — semua sampai kepada-Nya.
Dan dari Khaulah binti Tsa‘labah, kita belajar keteguhan, keberanian, dan kesabaran dalam memperjuangkan kebenaran.


Surah Al-Mujadilah bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga cermin keadilan ilahi dan penghormatan terhadap suara perempuan.
Semoga kita mampu meneladani semangat Khaulah — memperjuangkan kebenaran dengan iman, ilmu, dan kelembutan hati.